Just another free Blogger theme

Pengelola

Foto saya
Brebes, Jawa Tengah, Indonesia
Sugiharto, S.Pd.I, M.Pd. Lahir di Pati Jawa Tengah. 19 September 1990. Menempuh pendiidkan Mulia dari RA. Masyithah (1997), SD Kertomulyo II (2003), MI Miftahul Huda (sore 2004), MTs Raudltul Ulum (2007), MA Raudltul Ulum (2010) semuanya berada di Pati Jawa Tengah. Kemudian melanjutkan Pregram sarjana di STIT Al-Fattah siman Lamongan Jurusan PAI Lulus Tahun 2014. Tidak sampai disitu kemudian mengambil Program Magister di UIN Sunan Kali Jaga Fakultas Tarbiyah lulus 2019. Sekarang Mengabdikan diri di MAN 1 Brebes

Minggu, 05 Februari 2023

 Judul                : Berani Menulis Fiksi?


Resume Ke      : 10

Gelombang      : 28

Tanggal            : 30 Januari 2023

Tema                : Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber     : Sudomo, S.Pt.

Moderator        : Bambang Purwanto, S.Kom. Gr.

Musim masih penghujan, hujan masih turun, pelatihan masih berjalan dan kita terus menulis. Menulis apa? Apa saja yang ada di benak. Bercerita dalam rangkaian kata. Menceritakan pengetahuan di kepala kepada sesama. Adakalanya nyata ada kalanya hanya karangan semata.

Nah, kali ini kita akan belajar menulis yang bukan nyata alias menulis fiksi Bersama bapak Sudomo, S.Pt. yang berasal dari Lombok barat. Seorang guru penggerak yanag tulisannya aduhai jika dibaca. Beliau biasa disapa dengan sebutan Mazmo. Tidak kalah hebat dari Mazmo sang moderator yang akrab di sapa MR. Bams dari nama lengkapnya Bambang Purwanto, S.Kom. Gr.

Pukul 19.00 Mazmo membeberkan beberapa kiat menulis cerita fiksi. Setidaknya ada enam yang harus dipahami oleh para penulis fiksi. Diawali dengan Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman dan yang terakhir Aksi nyata.

Sambil ku seruput minuman kesukaanku, Teh tawar tanpa gula, ku pandangi penjelasan tertulis dari pemateri dan moderator.

Mulai dari diri

Menulis fiksi bisa dimulai dari pengalaman dari diri sendiri. Pengalaman apa saja yang nyata kemudian bisa dimodifikasi sedemikian rupa menjadi bacaan yang menarik. Bisa ditambahi dengan kisah imajiner. Cerita rekaan yang menjadikan kisah tersebut asyik untuk dirasakan mata pembaca. Ibarat masakan kita tambahi berbagai bumbu yang bisa memuaskan lidah.

Kita dipersilahkan bertanya dan berbagi cerita apa saja terkait menulis fiksi. Sang moderator tampaknya kualahan menerama berbagai pertanyaan. Kelihatan dari banyaknya share yang Mr. Bams lakukan. Pertanyaannya menurutku unik-unik. Berbagai pengalaman dari berbagai daerah di nusantara ini.

Eksplorasi konsep

Kali ini Mazmo membagikan link tulisannya di kompasiana. Kita diajak menyimpulkan sendiri tentang eksplorasi konsep dari tulisannya yang lumayan Panjang.

Ada beberapa unsur-unsur pembangun cerita fiksi yang kita tangkap.  kita juga harus mengetahui bentuk-bentuk cerita fiksi meliputi cerpen, novelet, novela, dan novel. Kemudian ada fiksimini, flash fiction, dan pentigraf.

Unsur pembangun pertama yaitu tema, alur/plot, penokohan, alar/ setting, dan sudut pandang. Tidak kalah penting yaitu adanya premis dalam unsur pembangun cerita fiksi. Premis sendiri bisa dikatakan sebagai ringkasan cerita dalam satu kalimat. Premis akan memudahkan dalam mengembangkan cerita. Unsur premis yaitu karakter, tujuan tokoh, rintangan/tantangan dan resolusi.

Kelihatannya cukup banyak subtansi dari eksplorasi konsep ini. saya minum teh tawar yang telah saya buat tadi. Biar fikiran lebih fresh mencerna materi dari Mazmo.

Berikutnya yaitu membaca karya fiksi orang lain sebagai referensi dan menentukan ide serta  genre cerita. Ide bisa ditemukan melalui imajinasi dan mengasah kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan genre cerita disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai.

Cukup Panjang juga ya…aku berbicara dengan diriku sendiri. Materinya cukup banyak.

Masmo melanjutkan terkait outline atau kerangka cerita berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi. Tujuannya agar cerita tidak melebar kemana-mana. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya memulia menulis dengan ide yang ada. Hl ini meliputi: membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik), melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca, menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh, menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi, memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas, memperkuat tulisan dengan pemilihan kata/ diksi dan membuat ending yang baik.

Ruang Kolaborasi 


Maksudnya penulis cerita fiksi dalam berkerjasama dengan penulis lainnya dalam menuliskan cerita fiksi. Masmo memberikan beberapa kalimat untuk kita dapat meneruskannya

perlahan suara-suara itu menghilang.

dalam gulita aku menggigil sendirian.

mendadak bulu kuduku meremang.

terdengar suara di kejauhan.

semakin lama semakin mendekat

akupun melanjutkan

suaranya semakin kuat

mengalahkan semua keberanianku

diriku linglung melihat sosok yang mulai tampak jelas

Demonstrasi Kontekstual

Pada tahap ini, peserta diajak untuk menulis  5 tema yang disukai dan kuasai, kemudian menjabarkannya tentang ide dan kreatifitas dalam penulisan. Kita harus mempraktekknnya dalam bentuk tulisan. Mencoba menulis fiksi dengan berdasarkan kiat-kiat yang telah diajarkan oleh pemateri. Boleh ditulis dimanapun. Hp, laptop, buku dan lainnya.

Elaborasi pemahaman

Konsep ini peserta diberikan waktu untuk melakukan tanya jawab. Konsep tanya jawab ini  dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta terhadap materi yang akan dibahas dan dapat memusatkan perhatian peserta terhadap pokok materi. Peserta bisa mendapatkan pengalaman dari berbagai pertanyaan yang dilontarkan dan solusi dari jawaban pemateri.