Just another free Blogger theme

Pengelola

Foto saya
Brebes, Jawa Tengah, Indonesia
Sugiharto, S.Pd.I, M.Pd. Lahir di Pati Jawa Tengah. 19 September 1990. Menempuh pendiidkan Mulia dari RA. Masyithah (1997), SD Kertomulyo II (2003), MI Miftahul Huda (sore 2004), MTs Raudltul Ulum (2007), MA Raudltul Ulum (2010) semuanya berada di Pati Jawa Tengah. Kemudian melanjutkan Pregram sarjana di STIT Al-Fattah siman Lamongan Jurusan PAI Lulus Tahun 2014. Tidak sampai disitu kemudian mengambil Program Magister di UIN Sunan Kali Jaga Fakultas Tarbiyah lulus 2019. Sekarang Mengabdikan diri di MAN 1 Brebes

Minggu, 29 Januari 2023

 Judul                : Menulislah Karena Menulis Itu Mudah


Resume Ke      : 9

Gelombang      : 28

Tanggal            : 27 Januari 2023

Tema                : Menulis Itu Mudah

Narasumber     : Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I

Moderator        : Lely Suryani, S.Pd. Sd.

Sambil kuhabiskan sebatang rokok dan secangkir kopi di teras depan, kubuka lapotopku. Ditemani hujan yang tak kunjung reda, menunggu pelatihan KBMN KE-28 dimulai. Waktu sudah menunjukkan 18.58. 2 menitan lagi kira-kira akan dimulai. Sudah tak sabar menunggu pemateri berbagi ilmunya tentang tema menulis itu mudah.

Seorang professor kali ini yang akan menemani beberapa jam kedepan. Tulisannya sudah tak bisa dihitung lagi. Puluhan buku dan ratusan artikel telah beliau telurkan.  Siapa coba? Ada yang tahu? Beliau adalah Profesor. Dr. Ngalamin Naim, M.H.I,. seorang guru besar di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Beliau juga seorang ulama atau kiai alumnus Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang.

Dengan dimoderatori Leli Suryani, S.Pd. Sd. Diskusi WA Grup dimulai. Tiap-tiap peserta berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Selesai kuusapkan kedua tangan kemukaku. Kuperhatikan kiat-kiat untuk menulis dari sang professor.

Pertama kiatnya adalah menulis hal-hal sederhana yang kita alami, aktifitas sehari-hari, pengalaman pribadi seperti liburan, peristiswa-peristiwa menarik dan apa saja yang bisa diungkapkan dengan bahasa tulisan. Jangan pernah minder dan khawatir tentang ucapan orang terhadap tulisan yang kita susun. Tapi takutlah jika kita tidak menulis.

Saya teringat beberapa peristiwa yang pernah saya alami dan kayaknya patut dijadikan sebagai tulisan. Semisal keseruan liburan, minta kringanan membayar kuliah pada dekan hingga ditinggal nikah sang kekasih. Senyum-senyum sendiri saya mengingat semua peristiwa itu.

Sambil ngemil martabak telor kuperhatikan lagi kiat dari Prof Naim. Kiat kedua yaitu jangan menulis sambil dibaca kemudian diedit. Karena itu akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan ide pikiran. Teruslah menulis. Los dol hingga kehabisan apa yang ingin ditulis. Jika stok ide telah habis, berhenti sejenak untuk istirahat. Simpan di laptop. Cari suasana psikologis yang berbeda. Endapkan dulu Jika kita misalnya menulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki. Sederhana kiatnya tapi sangat mengena.

Penasaran saya antusias untuk mengikuti pemaparan dari Prof Naim. Kiat ketiga yaitu “tulislah tentang perjalanan”. Contohnya Ketika kita melakukan perjalan studi tour bersama dengan para siswa. Bisa dijadikan tulisan yang menarik.

Saya berbicara sendiri dihatiku, Kiat-kiat dari beliau sederhana tapi pas menurutku. Pantas kalau mendapat gelar professor. Bibirku tersnyum sendiri.

Kiat selanjutnya, keempat yaitu “Menulis Secara Ngemil”. Awalnya saya memahaminya menulis sambil makan snack. Dalam benakku wah enak juga nih . Eh, ternyata maksudnya menulis sedikit demi sedikit. Dan yang terpenting konsisten untuk menyelesaikan tulisan tersebut. Prof Naim menceritakan kalau beliau setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Tidak langsung banyak. Untuk bolog atau kompasiana ditarget 3-5 paragraf. Untuk artikel di jurnal ditarget 1 paragraf. Itu merupakan target minimal dan yang terus diperjuangkan. Pagi meluangkan waktu untuk menulis 1 paragraf untuk jurnal. Sampai dikantor menulis untuk blog. Tak ada waktu tanpa menulis.

Kiat-kiat di atas membikin saya semangat untuk menulis. Semoga aja, ilmunya sang Profesor bisa menginfeksi saya. Sukur-sukur gelarnya juga bisa nyasar ke depan nama saya. Jadi nantinya nama saya menjadi Prof. Dr. Sugiharto.M.Pd.

Kang-kang, aku terbangun dari mimpi, suara temen yang ingin pinjam motor menghapus gelar Profesor dan Doktorku. Mimpi memang bebas.  Tak ada yang menghalangi. Semoga mimpi itu benar-benar menjadi nyata. Aamiin.