Judul : Menulislah Karena Menulis Itu Mudah
Resume Ke : 9
Gelombang : 28
Tanggal : 27 Januari 2023
Tema : Menulis Itu Mudah
Narasumber : Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I
Moderator : Lely Suryani, S.Pd. Sd.
Sambil kuhabiskan sebatang rokok dan secangkir kopi di teras depan,
kubuka lapotopku. Ditemani hujan yang tak kunjung reda, menunggu pelatihan KBMN
KE-28 dimulai. Waktu sudah menunjukkan 18.58. 2 menitan lagi kira-kira akan
dimulai. Sudah tak sabar menunggu pemateri berbagi ilmunya tentang tema menulis
itu mudah.
Seorang professor kali ini yang akan menemani beberapa jam kedepan.
Tulisannya sudah tak bisa dihitung lagi. Puluhan buku dan ratusan artikel telah
beliau telurkan. Siapa coba? Ada yang
tahu? Beliau adalah Profesor. Dr. Ngalamin Naim, M.H.I,. seorang guru besar di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Beliau juga seorang ulama atau kiai alumnus Pondok
Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang.
Dengan
dimoderatori Leli Suryani, S.Pd. Sd. Diskusi WA Grup dimulai. Tiap-tiap peserta
berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Selesai kuusapkan kedua
tangan kemukaku. Kuperhatikan kiat-kiat untuk menulis dari sang professor.
Pertama
kiatnya adalah menulis hal-hal sederhana yang kita alami, aktifitas sehari-hari,
pengalaman pribadi seperti liburan, peristiswa-peristiwa menarik dan apa saja
yang bisa diungkapkan dengan bahasa tulisan. Jangan pernah minder dan khawatir
tentang ucapan orang terhadap tulisan yang kita susun. Tapi takutlah jika kita
tidak menulis.
Saya teringat
beberapa peristiwa yang pernah saya alami dan kayaknya patut dijadikan sebagai
tulisan. Semisal keseruan liburan, minta kringanan membayar kuliah pada dekan
hingga ditinggal nikah sang kekasih. Senyum-senyum sendiri saya mengingat semua
peristiwa itu.
Sambil ngemil
martabak telor kuperhatikan lagi kiat dari Prof Naim. Kiat kedua yaitu jangan
menulis sambil dibaca kemudian diedit. Karena itu akan menjadi hambatan
psikologis dalam menuangkan ide pikiran. Teruslah menulis. Los dol hingga kehabisan
apa yang ingin ditulis. Jika stok ide telah habis, berhenti sejenak untuk
istirahat. Simpan di laptop. Cari suasana psikologis yang berbeda. Endapkan dulu
Jika kita misalnya menulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat
demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo,
perbaiki. Sederhana kiatnya tapi sangat mengena.
Penasaran saya antusias untuk
mengikuti pemaparan dari Prof Naim. Kiat ketiga yaitu “tulislah tentang
perjalanan”. Contohnya Ketika kita melakukan perjalan studi tour bersama dengan
para siswa. Bisa dijadikan tulisan yang menarik.
Saya berbicara sendiri dihatiku, Kiat-kiat
dari beliau sederhana tapi pas menurutku. Pantas kalau mendapat gelar professor.
Bibirku tersnyum sendiri.
Kiat selanjutnya, keempat yaitu “Menulis
Secara Ngemil”. Awalnya saya memahaminya menulis sambil makan snack. Dalam benakku
wah enak juga nih . Eh, ternyata maksudnya menulis sedikit demi sedikit. Dan yang
terpenting konsisten untuk menyelesaikan tulisan tersebut. Prof Naim menceritakan
kalau beliau setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Tidak langsung banyak.
Untuk bolog atau kompasiana ditarget 3-5 paragraf. Untuk artikel di jurnal
ditarget 1 paragraf. Itu merupakan target minimal dan yang terus diperjuangkan.
Pagi meluangkan waktu untuk menulis 1 paragraf untuk jurnal. Sampai dikantor menulis
untuk blog. Tak ada waktu tanpa menulis.
Kiat-kiat di atas membikin saya semangat
untuk menulis. Semoga aja, ilmunya sang Profesor bisa menginfeksi saya. Sukur-sukur
gelarnya juga bisa nyasar ke depan nama saya. Jadi nantinya nama saya menjadi
Prof. Dr. Sugiharto.M.Pd.
Kang-kang, aku terbangun dari mimpi, suara
temen yang ingin pinjam motor menghapus gelar Profesor dan Doktorku. Mimpi memang
bebas. Tak ada yang menghalangi. Semoga mimpi
itu benar-benar menjadi nyata. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar